Semenjak meledaknya jumlah
penduduk serta berkembangnya industri, eksploitasi terhadap keanekaragaman
hayati (biodiversitas) semakin meningkat. Setiap tahunnya jutaan hektar hutan
alam menghilang karena berubah fungsi untuk berbagai kepentingan manusia.
Penggundulan dan pembakaran hutan, reklamasi pantai dan rawa, pengembangan industry
yang tidak dilengkapi pengolahan limbah, serta penggunaan bahan kimia, seperti
pupuk dan pestisida secara berlebihan, merupakan kegiatan manusia yang secara
tidak sadar akan menghancurkan keanekaragaman hayati.
Apabila kegiatan manusia tersebut tidak segera diakhiri, manusia sendirilah yang akan menderita
kerugian, jika tindakan penyelamatan keanekaragaman hayati tidak dilaksanakan
maka spesies yang hidup hari ini akan menuju kepunahan. Para ilmuwan juga
menyatakan bahwa rusaknya hutan hujan tropis menyebabkan hilangnya beberapa
tumbuhan yang bermanfaat, karena fungsinya sebagai bank gen atau apotek hidup
hilang akibat kepunahan tumbuhan yang bersangkutan.
Di negara agraris yang
mulai berkembang, usaha peningkatan produksi pertanian yang secara tidak sadar
akan menurunkan keanekaragaman hayati terus dikembangkan, yaitu bercocok tanam sistem
monokultur, artinya bercocok tanam dengan lahan yang tetap dan tanamannya satu
jenis saja. Dipandang dari keanekaragaman hayati, sistem monokultur tersebut
sangat merugikan. Sistem monokultur dapat menurunkan tingkat keanekaragaman
hayati karena hanya mengembangkan satu jenis tanaman saja. Hal ini membuat
tanaman lain semakin langka. Unsur-unsur tertentu yang dibutuhkan tanaman
tersebut semakin lama juga akan semakin menipis sedangkan unsur-unsur lainnya
tersedia cukup banyak. Oleh sebab itu, sistem monokultur dapat mengundang hama
dan penyakit.
Usaha penciptaan tanaman
varietas revolusi hijau di Amerika, gandum di Meksiko, padi di Asia menjadi
penyebab kerusakan keanekaragaman hayati di daerah atau negara tersebut. Karena
semakin lama akan menghilangkan organisme awal yang merupakan sumber penciptaan
keturunan (varietas) tersebut. Untunglah, di hutan belantara Asia masih
tersimpan jenis padi liar yang selama ini lepas dari perhatian, yaitu spesies
Oryza nivana. Berkat ketekunan para ilmuwan, dihasilkan varietas unggul tahan wereng.
Dalam bidang pertanian,
kehutanan, perikanan, dan peternakan, produksi selalu didorong ke arah
pemusnahan keanekaragaman hayati. Jadi, produksi yang didasarkan kepada keseragaman
menjadi ancaman utama konservasi keanekaragaman hayati dan keberlanjutan
produksi itu sendiri. Keanekaragaman hanya dapat dilestarikan jika keanekaragaman
dijadikan logika produksi. Jika produksi selalu ditempuh dengan keseragaman dan
homogenisasi maka keanekaragaman akan terus terancam keberadaannya.
No comments:
Post a Comment