1. Keanekaragaman
hayati Indonesia berdasarkan karakteristik wilayahnya
Secara Astronomis, Indonesia terletak
pada 60 LU - 110 LS dan 950 BT - 1410 BT. Artinya, Indonesia terletak di daerah
iklim tropis karena terdapat di antara 23½0 LU dan 23½0 LS, ciri-ciri daerah
tropis antara lain memiliki temperatur udara cukup tinggi, yaitu 26 0C - 28 0C,
curah hujan pun cukup tinggi, yaitu 700 - 7.000 mm/tahun dan tanahnya subur
karena proses pelapukan batuan cukup cepat. Untuk kekayaan hewan, Indonesia
memiliki jumlah keragaman yang tinggi dibandingkan negara-negara lain. Hewan
mamalia menduduki peringkat pertama di dunia hamper mencapai 515 jenis, 125
jenis diantaranya endemik, artinya tidak diketemukan di daerah lain. Peringkat
kedua diduduki oleh kupu-kupu meliputi 151 jenis. Reptil menduduki peringkat
tiga dunia, lebih dari 600 jenis. Sedangkan, burung menduduki peringkat keempat
yang mencapai 1519 jenis dan 420 jenis bersifat endemik. Peringkat kelima diduduki
oleh amfibi meliputi hampir 270 jenis.
Macam-macam tumbuhan khas dan endemik di Indonesia
antara lain sebagai berikut.
a. Kayu ramin (Gonystylus bancanus) terdapat di pulau Sumatera, Kalimantan
dan Maluku.
b. Kayu besi (Euziderozylon zwageri) terdapat di Jambi, Pulau Sumatra.
c. (Rafflesia arnoldii) terdapat di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan.
d. Matoa (Pometia pinnata) terdapat di daerah Papua.
e. Meranti (Shorea sp), Keruwing (Dipterocarpus sp) dan Rotan
(Liana sp) banyak terdapat di hutan Pulau Kalimantan.
f. Durian (Durio zibethinus), Mangga (Mangifera indica), Sukun (Arthocarpus
communis) banyak terdapat di hutan pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan dan
Sulawesi.
g. Kayu Cendana banyak tumbuh di Nusa Tenggara.
h. Sawo kecik (Manilkara kauki) terdapat di pulau Jawa.
i. Kepuh (Sterculia foetida) terdapat di Pulau Jawa.
2. Keanekaragaman
hayati Indonesia berdasarkan penyebarannya (Biogeografi)
Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari
penyebaran makhluk hidup tertentu pada lingkungan tertentu di bumi. Indonesia
merupakan negara yang amat kaya dengan flora dan fauna yang tersebar di seluruh
kepulauannya. Persebaran makhluk hidup yang berbeda ini dapat ditentukan oleh
geografis, seperti ketinggian, garis lintang, dan keadaan iklim, misalnya curah
hujan, suhu, dan radiasi cahaya.
Berdasarkan fauna dan floranya, biogeografi dapat dibagi menjadi dua, yaitu persebaran hewan dan persebaran tumbuhan.
a. Penyebaran
hewan (zoogeografi)
Penyebaran hewan di bumi menurut Alfred Russell Wallace dapat dikelompokkan
menjadi 6 daerah, yaitu sebagai berikut.
1) Paleartik meliputi daerah Asia Utara dan Eropa, hewan yang
khas adalah beruang eropa, bison dan rusa kutub.
2) Ethiopia meliputi daerah Afrika, Arab, Madagaskar, hewan yang
khas, seperti zebra, jerapah, gajah, dan gorila.
3) Oriental meliputi daerah Asia Selatan dan Indonesia bagian
barat, hewan yang khas adalah harimau, gajah, tapir, dan kerbau.
4) Australia meliputi daerah Australia, New Zealand dan
Indonesia bagian timur. Hewan yang khas meliputi hewan yang berkantung,seperti
kanguru.
5) Neortik meliputi daerah Amerika Utara, hewan yang khas meliputi,
binatang pengerat besar, yaitu berang-berang.
6) Neotropik meliputi daerah Amerika Tengah dan Amerika Selatan,
hewan yang khas meliputi kera dan tapir. Letak Indonesia termasuk dalam 2
daerah zoogeografi, yaitu oriental dan Australia. Yang termasuk daerah
zoogeografi oriental adalah bagian barat Indonesia, sedangkan bagian timur
termasuk daerah zoogeografi Australia. Menurut sejarahnya, Indonesia bagian barat
menyatu dengan benua Asia dan Indonesia timur menyatu dengan benua Australia.
Sehingga tidak mengherankan jika jenis hewan dan tumbuhan yang ada di Indonesia
barat mirip dengan hewan dan tumbuhan di Asia Tenggara atau oriental. Jenis
hewan dan tumbuhan di Indonesia timur mirip dengan hewan dan tumbuhan yang
berada di daerah biografi benua Australia.
b.
Persebaran tumbuhan
Tumbuhan yang menutupi suatu daerah
tertentu disebut vegetasi. Persebaran tumbuhan ditentukan oleh faktor geologis,
geografis (seperti ketinggian dan garis lintang) dan curah hujan. Semakin
tinggi suatu tempat dari permukaan laut dan letaknya semakin jauh dari garis
lintang, di tempat tersebut suhunya semakin menurun. Setiap kenaikan ketinggian
100 meter dari permukaan laut dan kenaikan garis lintang maka sebesar 10 suhu daerah
tersebut akan turun 50C.
Macam-macam vegetasi dan ciri-cirinya sebagai berikut.
1) Tundra, memiliki ciri-ciri vegetasi rumput dan lumut kerak
(Lichenes) dan terdapat pada daerah Skandinavia, Rusia,
Siberia dan Kanada.
2) Taiga, memiliki ciri-ciri vegetasi hutan hujan jarum
(konifer)
dan terdapat pada daerah Skandinavia, Alaska, Kanada dan Siberia.
3) Hutan meranggas (4 musim), memiliki ciri-ciri vegetasi hutan yang
hijau pada musim panas dan menggugurkan daunnya pada musim dingin. Terdapat
pada daerah iklim sedang, seperti Eropa, sebagian Asia dan Amerika.
4) Padang rumput, memiliki ciri-ciri vegetasi tanpa pohon, tumbuhan
berupa rumput (Graminae). Terdapat pada daerah Hongaria, Amerika Utara,
Argentina dan Rusia Selatan.
5) Vegetasi gurun, memiliki ciri-ciri vegetasi dengan jumlah pohon
sangat sedikit yang tumbuh adalah jenis tumbuhan tahan kering (xerofit), berbunga
dan berbuah dalam waktu pendek (efermer). Terdapat pada daerah gurun Gobi
(RRC), gurun Sahara (Afrika Utara), gurun Kalahari (Afrika Selatan)
6) Sabana, memiliki ciri-ciri vegetasi padang rumput dan pepohonan.
Terdapat pada daerah Asia, Australia dan Indonesia.
7) Hutan hujan tropis, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan
hijau sepanjang tahun, pohon- pohon tinggi, jenisnya sangat banyak, terdapat
tumbuhan yang menempel (epifit) dantumbuhan yang memanjat pohon lain (liana).
Terdapat pada daerah Asia, Afrika, Indonesia, dan Amerika Selatan.
8) Hutan bakau, memiliki ciri-ciri vegetasi yang memiliki akar nafas
karena tanah dan airnya miskin oksigen, contohnya Pohon Bakau (Rhizipora), kayu
api (Avicinea) dan Sonneratia/jenis tumbuhan tahan kering (xerofit). Terdapat di
daerah tropik dan subtropik pada zona pasang surut di tempat landai pada
pantai.
9) Hutan lumut, memiliki ciri-ciri vegetasi tumbuhan lumut dan terdapat
di daerah pegunungan.
Semua suku tumbuhan terwakili dengan
baik di Indonesia. Karena pengetahuan tentang tumbuhan masih terbatas maka
belum semuanya dapat dipelajari. Oleh karena itu, masih banyak jenis baru yang
menunggu untuk dipelajari.
Perkiraan jumlah lumut yang ditemukan di Indonesia sekitar 4.250
sampai 12.000 jenis dari 47.000 jenis yang ada di dunia. Tumbuhan lumut
ditemukan hampir 3.000 jenis dari 15.000 jenis lumut yang ada di dunia.
Sedangkan, tumbuhan paku-pakuan mencapai 4.000 jenis mewakili seperempat jumlah
paku-pakuan yang ada di dunia. Kelompok terbesar terdiri dari tumbuhan berbiji
dengan 20.000 jenis, mewakili 8% jumlah yang ada di dunia.
Sebaran jenis tumbuhan di Indonesia sangat heterogen. Daerah terkaya
adalah daerah hutan hujan primer dataran rendah Kalimantan yang terdiri atas
10.000 jenis tumbuhan berbiji yang 34%-nya merupakan jenis yang endemik.
3. Keanekaragaman
hayati Indonesia berdasarkan ekosistem perairannya
Macam-macam
lingkungan perairan (akuatik) akan membentuk ekosistem antara lain, ekosistem
air tawar dan ekosistem air laut.
a.
Ekosistem air tawar
Mempunyai ciri-ciri salinitas atau kadar garam rendah,
variasi suhu rendah, penetrasi atau paparan cahaya matahari kurang, adanya aliran
air (ekosistem sungai), dan dipengaruhi oleh iklim serta cuaca. Berdasarkan
intensitas cahaya yang diterima maka habitat ekosistem air tawar dapat dibagi
menjadi 3 zona, yaitu sebagai berikut.
1)
Litoral adalah daerah dengan intensitas cahaya matahari yang mencapai dasar.
2)
Limnetik adalah daerah terbuka yang intensitas cahaya mataharinya dapat
mencapai dasar.
3)
Profundal adalah daerah dasar yang dalam sehingga cahaya matahari tidak dapat
mencapainya.
Organisme yang hidup di daerah ekosistem air tawar
memiliki karakteristik tertentu,
seperti tumbuhan rendah bersel satu mempunyai dinding sel yang kuat, sedang tumbuhan
tingkat tinggi mempunyai akar sulur untuk melekat pada bagian dasar perairan, misalkan
teratai, kangkung, ganggang biru dan ganggang hijau. Sedangkan, karakteristik hewannya
memiliki ciri-ciri mengeluarkan air berlebih, garam diabsorpsi (diserap)
melalui insang
secara aktif dan sedikit minum, air masuk dalam tubuh secara osmosis.
b.
Ekosistem air laut
Adanya hempasan gelombang air laut maka di daerah
pasang surut yang merupakan perbatasan darat dan laut terbentuk gundukan pasir,
dan jika menuju ke darat terdapat hutan pantai yang terbagi menjadi beberapa
wilayah, yaitu sebagai berikut.
1)
Formasi pescaprae, didominasi tumbuhan Vigna, Spinifex litorus, Ipomoea
pescaprae, Pandanus tectorius.
2)
Formasi baringtonia, tumbuhan yang khas, misalkan Hibiscus tilliaceus,
Terminalia catapa, Erythrina sp.
3)
Hutan bakau, tumbuhan yang khas adalah Rhizopora (bakau), dan Acanthus.
Ciri-ciri
lingkungan ekosistem air laut adalah sebagai berikut.
1)
Salinitas tinggi terutama di daerah tropis, sedangkan di daerah dingin cukup
rendah.
2)
Ekosistem laut tidak dipengaruhi oleh iklim dan cuaca.
3)
Arus laut yang selalu berputar timbul karena perbedaan temperatur dan
perputaran bumi.
4)
Di daerah tropis, seperti di Indonesia, air permukaan laut mempunyai suhu lebih
tinggi dengan suhu air di bagian bawahnya sehingga air permukaan tidak dapat
bercampur dengan air di lapisan bawah. Batas antara lapisan tersebut dinamakan
batas termoklin.
Secara
fisik habitat air laut terbagi atas 4 zona, sebagai berikut.
1)
Litoral, yaitu yang berbatasan dengan darat.
2)
Netrik, yaitu kedalaman sampai 200 meter.
3)
Batial, yaitu kedalaman 200 meter hingga 2000 meter.
4)
Abisal, yaitu kedalaman 2000 meter lebih.
Organisme yang hidup di daerah ekosistem air laut
memiliki karakteristik tertentu, seperti hewan dan tumbuhan tingkat rendah memiliki
tekanan osmosis sel kira-kira sama
dengan tekanan osmosis air laut maka itu adaptasinya tidak terlalu sulit.
Sedangkan, hewan bersel banyak, misalnya ikan, cara adaptasi yang dilakukan
dengan cara
melakukan banyak minum, sedikit mengeluarkan urin, pengeluaran air
dilakukan secara osmosis, sedangkan garam mineral dikeluarkan secara aktif
melalui insang.
No comments:
Post a Comment